Minggu, 29 Agustus 2010

JALUR LINTAS SELATAN (JLS) JAWA TIMUR


PENELITIAN PENGARUH JALUR LINTAS SELATAN TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT.

Latar Belakang
Provinsi Jawa Timur mempunyai jaringan jalan di utara dan selatan. Keberadaan jaringan jalan diantara keduanya tidak sama baik dalam volume lalu lintas maupun kapasitas jalannya. Perbedaan paling nyata adalah pergerakan lalu lintas barang dan manusia diwilayah utara lebih cepat jika dibandingkan dengan wilayah selatan. Untuk menghubungkan antar Kabupaten/Kota diwilayah selatan tidak akseleratif, sehingga konsentrasi kegiatan perekonomian hanya berada diwilayah utara dan sekitarnya. Kondisi yang demikian akan menimbulkan pengaruh (dampak) yang kurang baik bagi pertumbuhan wilayah. Padahal apabila dilihat dari potensinya, wilayah selatan lebih potensial dan kelestarian lingkungannya masih terjaga baik.
Dengan kondisi ekonomi nasional yang sedang berusaha bangkit, maka kawasan Jawa Timur bagian selatan cukup prospektif untuk dikembangkan sebagai motor penggerak perekonomian. Demi menghilangkan jenjang tersebut, kebijakan pembangunan Propinsi Jawa Timur diarahkan ke wilayah selatan melalui “Program Pengembangan Kawasan Selatan Jawa Timur” sebagai program prioritas yang diawali dengan pembangunan jalan “Jalur Lintas Selatan (JLS)” Jawa Timur melalui 8 (delapan) Kabupaten yaitu Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.
Pembangunan Jalur Lintas Selatan di Kabupaten Pacitan diharapkan dapat secepatnya direalisasikan, karena selama ini wilayah Jawa Timur bagian selatan terpinggirkan dan pembangunan masyarakatnya tertinggal jauh apabila dibandingkan dengan masyarakat yang hidup diwilayah utara Jawa Timur. Meskipun kondisi topografi wilayah Kabupaten Pacitan didominasi oleh daerah pegunungan dengan gunung-gunung berbatu dan kapur yang relative kurang subur, namun kawasan ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, pariwisata, pertambangan, industri, kelautan, perikanan dan peternakan. Dengan dibangunnya infrastruktur Jalur Lintas Selatan diharapkan akan memberi angina segar bagi pertumbuhan perekonomian diwilayah tersebut. Pembangunan Jalur Lintas Selatan menjadi bagian penting dalam upaya mengurangi keterisolasian wilayah itu. Sehingga memicu kemajuan kawasan tersebut guna mendukung “Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas) Pacitan”. Program pembangunan Jalur Lintas Selatan diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pacitan, khususnya diwilayah bagian selatan. Pembangunan Jalur Lintas Selatan ini dapat digunakan untuk menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan baru di Pacitan pada umumnya dan wilayah selatan Pacitan pada khususnya. Disamping itu pembangunan Jalur Lintas Selatan di Kabupaten Pacitan diharapkan akan membuka akses jalan masyarakat desa yang hidup diberbagai pelosok desa pesisir, sehingga bisa meningkatkan perputaran uang, karena dengan cepat menjual hasil pertanian dan tangkapan laut, serta akan menarik kalangan investor yang ingin menanamkan investasinya di Kabupaten Pacitan.

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup wilayah adalah Jalur Lintas Selatan Bagian Tengah yaitu Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Sudimoro.

Tujuan Penelitian.
1. Mengetahui pengaruh pembangunan Jalur Lintas Selatan terhadap perubahan lingkungan social ekonomi masyarakat di Kabupaten Pacitan.
2. Merumuskan strategi yang tepat yang perlu dilakukan bagi masyarakat sekitar lokasi pembangunan Jalur Lintas Selatan terutama terkait dengan aspek social ekonomi masyarakat di Kabupaten Pacitan.

Hasil Analisis
KECAMATAN PACITAN
Pengaruh Positif :
1. Sebagian besar masyarakat menyambut baik Jalur Lintas Selatan
2. Terbukanya akses jalan semakin memudahkan dan mempersingkat waktu tempuh ke pusat-pusat perdagangan
3. Terbentuknya simpul-simpul perdagangan baru disepanjang jalan.
4. Meningkatkan harga jual dan pemasaran hasil-hasil industri kecil pertanian.
Pengaruh Negatif :
1. Masyarakat sebagian masih merasa ganti rugi belum selesai
2. Masyarakat merasa khawatir kehilangan mata pencaharian
3. Berkurangnya lahan pertanian sehingga khawatir pendapatan menurun.



KECAMATAN KEBONAGUNG
Pengaruh Positif :
1. Terbukanya akses jalan semakin memudahkan dan mempersingkat waktu tempuh ke pusat-pusat perdagangan.
2. Terbentuknya simpul-simpul perdagangan baru disepanjang jalan.
3. meningkatkan harga jual dan pemasaran hasil-hasil industri kecil, pertanian.
4. Rencana pembangunan pabrik triplek di desa wora wari, pabrik kabel, pensil dan bioetanol.
5. Rencana pembangunan pelabuhan nusantara di desa Plumpung
6. Terbentuknya lapangan kerja baru, sehingga dapat menekan angka penggangguran.
Pengaruh Negatif :
1. Masyarakat sebagian masih merasa ganti rugi belum sesuai
2. Berubahnya lahan peruntukkan lahan perkebunan menjadi rumah, karena rumahnya terkena imbas proyek Jalur Lintas Selatan, sehingga pekerjaannya sebagai petani kelapa hilang.

KECAMATAN TULAKAN
Pengaruh Positif :
1. Sebagian besar masyarakat menyambut baik Jalur Lintas Selatan
2. Prospektip diarahkan pada pengembangan kawasan wisata sehingga diperlukan peran serta masyarakat
3. Pemda lebih mudah menjangkau wilayah-wilayah pedesaan dalam rangka pelayanan.
4. terbukanya lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan, menekan pengangguran, meminimalkan migrasi penduduk.
Pengaruh Negatif :
1. Sebagaian masyarakat masih menyampaikan penyesuaian harga tanah dalam pembebasan
2. Masalah Pemungutan PBB
3. Semakin membaik kondisi jalan, perkiraan terjadi kecelakaan lalulintas, penjarahan hasil hutan.



KECAMATAN NGADIROJO
Pengaruh Positif :
1. Sebagian besar masyarakat menyambut baik Jalur Lintas Selatan, bahkan terdapat beberapa warga yang menjadi tenaga kerja non skill/buruh.
2. terdapat pengembangan pantai taman di dsa Hadiwarno dan pantai segoro anakan sebagai daerah tujuan wisata sehingga perlu persiapan objek pendukung (Kesenian) yang merupakan konsekwensi daya tarik wisata.
3. Perbaikan pada saluran air akan mencegah timbulnya genang / banjir.
Pengaruh Negatif :
1. Sertifikat belum terbit
2. Khawatir kehilangan mata pencaharian
3. Koordinasi antara konsultan dengan PDAM, PLN, Telkom, perlu ditingkatkan.
4. Pemindahan tiang listrik tidak koordinasi dengan warga pemilikm lahan sehingga merusak tanaman produktif.
5. Semakin membaik kondisi jalan, perkiraan terjadi kecelakaan lalu lintas, penjarahan hasil hutan.
6. Kendaraan berat yang bergarasi menurunkan kualitas udara, debu dan kebisingan.

KECAMATAN SUDIMORO
Pengaruh Positif :
1. Semakin terbukanya akses jalan bahkan terdapat beberapa wargan yang menjadi tenaga kerja non skill / buruh.
2. Terdapat beberapa rumah warga untuk disewa baik untuk hunian ataupun garasi kendaraan proyek.
3. Penambahan fasilitas pendidikan (SMU), rencana peningkatan pelaksanaan menjadi puskesmas rawat inap.
4. Aksesjalan untuk penambahan sirtu lautan.
5. Industri mebel khas Sudimoro kembali menjamur.
Pengaruh Negatif :
1. Koordinasi antara konsultan dengan PDAM, PLN, Telkom, perlu ditingkatkan
2. Akibat lalu lalang kendaraan proyek, asap dan debu menutup permukaan daun tanaman pertanian sehingga mengakibatkan hasil produksi mengalami penurunan 10%.

Rekomendasi.
1. Kawasan lindung di Sekitar Jalur Lintas Selatan perlu tetap dilestarikan serta menjaga keseimbangan lingkungan dan menjaga kestabilan air tanah.
2. Pengembangan potensi ekonomi unggulan
- Memberikan pelatihan ketrampilan pasca panen hasil pertanian, Pengolahan perikanan, Teknologi sekaligus agrobisnis
- Intensifikasi dan eksistensi teknologi pertanian
- Memberi peluang dan kesempatan seluas-luasnya kepada instruktur terhadap kegiatan industri, termasuk potensi tambang yang ada dengan selalu mengedepankan kelestarian.
3. Rencana pengembangan potensi pariwisata meliputi :
- Pengembangan system jaringan komunikasi wisata
- Penataan objek wisata
- Peningkatan promosi objek wisata
4. Dikembangkan Rest Area
- Rest area di desa Jetak Kecamatan Tulakan
- Rest area di desa Karanganyar Kecamatan Kebonagung.

Tidak ada komentar: